MELURUSKAN KESALAHAN PENGERTIAN TENTANG SUNNAH ROSUL

MELURUSKAN KESALAHAN PENGERTIAN TENTANG SUNNAH ROSUL

(SUNNAH ROSUL BUKANLAH HUBUNGAN SUAMI ISTRI DI MALAM JUMAT JUGA BUKANLAH MEMBUNUH 100 ORANG YAHUDI)

Oleh Ust. Albahra Bin Ladjamuddin

ABSTRAK

Perjalanan sejarah tidak akan lepas dari dua Sunnah, yaitu sunnatullah dan sunnaturrasul. Sunnatullah adalah alur perjalanan hidup dan peradaban manusia, dimana Allahlah yang telah mengatur dan menetapkannya. Alur kehidupan manusia yang tidak pernah akan berubah sepanjang masa. Sunnah berarti “cara” atau “kebiasaan”, sunnah rosul berarti “cara rosul”. As-Sunnah adalah "ath-thariqah" yang berarti perkaedahan, kebiasaan, perjalanan hidup dan da’wah rosul. "Kata sunnah disebutkan berulang-ulang dalam hadits, yang arti asalnya ialah 'perjalanan hidup' dan 'perilaku'."



“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS:33:21)


PENDAHULUAN

Sunnaturrasul adalah alur perjalanan da’wah para nabi dan rosul termasuk rosulullah Muhammad SAW. Perjalanan Alur kehidupan yang secara esensi akan berulang dan terus berulang hingga akhir zaman. Setiap manusia yang ingin selamat di dunia dan di akhirat harus mengikuti dan selalu beraada di dalam sunnah rasul tersebut.

Dalam pergaulan sehari-hari di manapun, sering kita dengar atau kita jumpai istilah “Sunnah Rasul” pada malam Jum’at. Lalu apa sih sebenarnya definisi yang benar tentang Sunnah Rasul (Sunnaturrasul)? Dalam pandangan syariat Sunnah adalah sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah Saw menjalani hidupnya atau suatu aktifitas yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dgn penjagaan Allah SWT.

Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits dan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah SWT disebut Sunnatullah.


ANALISA DAN PEMBAHASAN

Realita di tengah masyarakat, istilah Sunnah Rasul yang populer di kalangan masyarakat awam yang tidak mengerti Islam adalah hubungan suami istri di malam Jum’at. Sehingga akibatnya fatal, karena telah menyempitkan arti dari sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an menjadi hanya sebuah aktifitas seks belaka.

Lalu hal apa lagi yg melatar-belakangi penyebutan Sunnah Rasul menjadi sebuah aktifitas seks, selain dari sekedar sebagai pengganti ucapan seks yg vulgar? Sering kita dengar orang menganggap hadits, yaitu, "Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” Hadits di atas tidak akan ditemukan dalam Kitab manapun. Baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Dan akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits sunnah Rasul pada malam Jum’at tersebut apalagi sama dengan membunuh 100 Yahudi adalah sama sekali bukan hadist alias karangan orang-orang yang iseng dan tidak mengerti Islam. Bahkan lebih jelasnya adalah karangan orang-orang yang mendiskreditkan Rosul dan ingin menghina Rosul dan sunnahnya yang amat mulia tersebut.

Artinya jangan sekali-kali lagi anda mengatakan Sunnah Rasul sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri di malam jumat, karena hal itu sama saja dengan anda sedang melecehkan Rosulullah Muhammad SAW dan melecehkan sunnah rosul yang sangat sakral dan suci tersebut.

Walaupun ada hadits shahih dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yg pertama (mendatangi masjid untuk shalat jumat), ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yg datang di waktu yg kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yg datang di waktu yg ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yg datang di waktu yg keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yg datang di waktu yg kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850).

Bahkan yang lebih melecehkan Islam lagi dikatakan “ ........sama dengan membunuh 100 orang Yahudi”. Pernyataan ini juga sangat bertentangan dengan Islam yang sebenarnya bahkan sangat melecehkan Islam itu sendiri. Mengapa ? Para Nabi dan Rosul sebelumnya sampai dengan Rosulullah Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan umatnya untuk membunuh kaum Yahudi, karena Rosulullah Muhammad SAW adalah orang yang pertama kali membuat perjanjian damai dan melindungi 9 kabilah Yahudi (kaum Yahudi dari Bani ‘Awf, Banu Najjar, Banu Hars, Banu Sa’idah, Banu Jusyam, Banu Al-‘Aws, Banu Sa’labah, Banu Jafnah dan Banu Syutaibah) termasuk sekutu-sekutunya dan kaum kerabatnya di luar Yatsrib.

Perjanjian tersebut tertuang dalam Piagam Madinah pada pasal 25 sampai dengan pasal 40. Piagam Madinah adalah perjanjian damai pertama yang di sepakati Rosulullah SAW bersama penduduk Yatsrib saat pertama kali beliau hijrah ke Yatsrib (Madinah). Bahkan tercatat dalam sejarah Yatsrib adalah suatu daerah yang selama 200 tahun sebelumnya selalu terjadi perang saudara, dan setelah Rosulullah tinggal di sana dan membuat perjanjian (Piagam Madinah), maka Yatsrib berubah 1800 menjadi daerah yang aman, tentram, damai dan sejahtera, serta berubah nama menjadi Madinah. Madinah menjadi prototype daerah penegakan aturan Islam yang paling ideal dan menjadi contoh dan cita-cita tiap umat manusia, bahkan Madinah juga menjadi salah satu daerah yang dikunjungi umat Islam sampai saat ini saat melaksanakan ibadah umroh dan haji.

Sunnah Rasul yang sebenarnya harus dijalankan pada malam/hari Jum’at oleh umat Islam antara lain adalah :

1. Memperbanyak membaca Shalawat. Sabda Nabi SAW, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pd hari jum’at, maka barangsiapa yg paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku”. (HR. Baihaqi). Maksudnya adalah perbanyak shalat sunat karena disitu ada shalawat.

2. Membaca Al-Qur'an khususnya surat Al-Kahfi. Sabda Nabi SAW,: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at”. (HR. Al Hakim). Membaca di sini dalam artinya membaca ayatnya, lalu dikaji, direnungkan dan diaplikasikan dalam keseharian. Dan seyogyanya bukan hanya QS Al-Kahfi saja, tapi dilanjutkan dengan surat-surat lainnya.

3. Memperbanyak do’a. Rasulullah SAW bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yg memohon sesuatu kepada Allah SWT dalam waktu tsb melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tsb jatuh setelah ‘ashar”. (HR. Abu Dawud) Maksudnya adalah sepanjang hari jum'at.

4. Shalat Jum'at. Rasulullah Saw bersabda, “Shalat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit". (HR.Abu Daud dan Al Hakim).


KESIMPULAN

Sunnah rosul adalah alur perjalanan da’wah para nabi dan rosul termasuk rosulullah Muhammad SAW. Perjalanan Alur kehidupan yang secara esensi akan berulang dan terus berulang hingga akhir zaman. Barang siapa yang mengukti sunnaturrosul dalam menjalankan kehidupan di alam dunia ini, dia akan selamat di dunia dan di akhirat, sebaliknya barang siapa yang ingkar terhadap rosul akan mendapatkan kesengsaraan di dunia apalagi di akhirat. Artinya sunnah rosul tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan manusia di alam dunuia ini, bukan pada malam jumat atau hari jum'at saja.

Related Posts :

0 Response to "MELURUSKAN KESALAHAN PENGERTIAN TENTANG SUNNAH ROSUL"

Post a Comment